“Apakah Tiara San tahu caranya memberi nomor halaman untuk file ini?”, tanya mahasiswa asal Mongolia dengan wajah panik karena memang ia tidak bisa berbahasa Jepang, tapi mau tidak mau ia harus memakai komputer lab yang hanya berbahasa Jepang dengan huruf kanji bertebaran. Komputernyapun dilengkapi software versi terbaru, sedikit bervariasi dari versi lama.
“Hm…, memberi nomor halaman ya?, begini…” jawap Tiara sambil menerangkan bagaimana caranya, menurut yang pernah ia lakukan sebelumnya.
Dalam hati ia bertanya-tanya: kenapa Professor Jepang juga tidak tahu ya..? Hm..mungkin beliau lebih familiar dengan komputer pribadinya saja....
Tidak aneh juga sih, pikirnya. Beberapa yang hari lalu seorang mahasiswa undergraduate yang ia tanyai juga menjawab tidak tahu tentang cara memakai scanner di laboratorium ini. Tapi setelah ia coba sendiri, caranya standar saja kok, iapun sukses men-scan dan mengeprint hasilnya. Melihat itu ia menyadari bahwa memang tidak semua orang suka mencoba, atau mau mengambil resiko tanpa pengetahuan yang memadai. Apalagi orang Jepang yang terbiasa jujur, kalau tidak tahu, mereka akan mengatakan apa adanya.
“Begitu saja ya? Nanti kalau di print keluar nomornya ya?” Profesor penasaran sambil melihat print preview.
“Betul Sensei, tuh nomornya sudah ada sekarang..."
“Waah, benar! You are a very smart lady!!” Profesor berteriak senang, apalagi ketika hasil print-annya sesuai dengan harapan, bertengger nomor halaman di sudud kirinya.
“Pengalaman saja kok Sensei, saya kan juga tidak bisa membaca semua huruf kanji itu, beberapa saja yang saya tahu…” Tiara agak tersipu karena dipuji secara berlebihan untuk hal sederhana seperti itu.
“Ya, pengalaman adalah hal yang sangat berharga dalam pekerjaan!” ujar Professor riang.
Sambil bersepeda menuju Kantor Pertemuan Warga di pusat kota, Tiara pun berfikir untuk mengambil pelajaran dari kejadian kecil hari itu. Orang Indonesia, atau warga manapun di dunia ini, kalau punya keahlian dan percaya diri, InsyaAllah akan mampu bersaing dipercaturan dunia .
Paling tidak hari ini, Indonesia telah terbukti unggul atas Jepang dan Mongolia hanya dengan satu “klik”an saja!, Duhay…., Lebaaynya… “ pikir Tiara sambil tersenyum dan berbegas mengayuh dalam dingin.
Hari ini ia akan belajar memasak masakan Jepang bersama beberapa warga asing lainnya. Walau bekerja sebagai peneliti dan pengajar di perguruan tinggi, ia adalah seorang Ibu. Mengetahui cara pembuatan dan komposisi beberapa makanan tradisonal Jepang adalah targetnya kali ini :)
Kagoshima, 16 Desember 2011
Henny Herwina