Sunday, November 10, 2013


Kagoshima, Tadaima


Rubrikasi /

Kabar Kecil dari Jepang

Kagoshima, Tadaima

Oleh : Henny Herwina , Minggu, 10 November 2013 15:19 wib
 2  1
 
 0 StumbleUpon0
Penulis, kanan depan
Dalam beraberapa tahun terakhir ini, untuk berbagai kegiatan terkait penelitian dan akademis, Kagoshima Prefecture menjadi salah satu kota tujuan kunjunganku. Hal tersebut dapat terlaksana terkait dengan kerjasama yang sudah lama terjalin antara Universitas Andalas dan Kagoshima University serta peluang riset dan pendanaannya yang diselenggarakan DIKTI.
Selain tujuan utama untuk menyelesaikan beberapa tahapan penelitian Hibah Kerjasama dan Publikasi Internasional, keberangkatan ke Kagoshima kali ini juga sebagai anggota rombongan perpanjangan MoU kedua universitas bersama Prof. dr. Hermansah dan Dr. Erizal Mukhtar dari Fakultas Pertanian dan FMIPA UNAND.  Acara tersebut juga ditandai dengan joint Seminar dengan pembicara dari kedua Universitas.
Kagoshima merupakan salahsatu prefecture dari beberapa prefecture yang menjadi bagian dari Pulau Kyushu yang terletak di bagian Selatan kepulauan Jepang (dalam peta posisinya seolah berada di bawah pulau Honshu, pulu terbesar di Jepang). Seperti yang biasanya kujumpai di wilayah lainnya di Jepang, keramahan warga Kagoshima menjadi hal yang paling menyentuh, seolah tempat ini telah menjadi semacam rumah kedua.
Tidak hanya para pimpinan dan staf Universitas, pelajar, mahasiswa bahkan lansia yang kita temui dimanapun tak kan ragu berbagi sapa dan salam, tersenyum atau sekedar memberi anggukan walau baru pertama kali bertemu. Sungguh, walau sudah bertahun-tahun berinteraksi dengan masyarakat Jepang sejak tahun 90an, kekaguman akan keramahan dan ketulusan warganya tak pernah berhenti membuat kagum, lagi dan lagi.
Selamat pagi (Ohayou gozaimasu) yang diucapkan dengan intonasi penuh semangat dan ekspresi gembira, mampu menyemangati siapapun yang mendengar maupun mengucapkan untuk segera beraktifitas dengan upaya terbaik. Selamat siang (Konichiwa) yang terucap saat berpapasan atau saat sengaja bertemu memberi makna persahabatan dan kerjasama yang solid di mataku.


          

Saturday, November 9, 2013

Penandatanganan perpanjangan  MoU dan joint seminar Universitas Andalas dan Kagoshima University

Kagoshima, 7 November 2013, pada pukul 10.00 waktu Jepang (08.00 WIB) bertempat di Kantor President Kagoshima University, Gedung Rektorat  Lt 4. Kagoshima University, telah ditandatangani perpanjangan MoU antara Universitas Andalas dan Kagoshima University yang didahului dengan perkenalan team yang hadir dari kedua universitas, lalu short speech dari Presiden Kagoshima University, Dr. Yoshizane MAEDA .

Dalam sambutannya Presiden Kagoshima University menyampaikan apresiasi atas kerjasama yang telah terjalin sejak 30 tahun lalu antara peneliti dari Kagoshima University dan Universitas Andalas. Harapan ke depan adalah, kerjasama akan dikembangkan pada bidang yang lebih luas tidak hanya di bidag science seperti yang selama ini telah berjalan tapi juga social seperti hokum dan budaya. 

Dari Universitas Andalas sendiri, sambutan Rektor  UNAND disampaikan oleh Prof. Dr. Hermansah, yang diawali dengan penyampaian permohonan maaf karena batalnya kehadiran Rektor UNAND di Kagoshima University dikarenakan proses Akreditasi Universitas yang harus berjalan pada waktu yang bersamaan. Apresiasi dan harapan untuk kerjasama yang lebih baik ke depannya juga disampaikan oleh Universitas Andalas, terutama di bidang penelitian dan akademis, termasuk sosial dan budaya.

Acara dilanjutkan dengan Joint Seminar yang menghadirkan presenter dari kedua Universitas dan peserta yang berasal dari staf pengajar maupun mahasiswa internasional di Kagoshima University.  Seminar yang dibuka oleh Advisor to President, International Student Affair, Prof. Katsunori Takeuchi kemudian berjalan sangat baik, dimana Prof. Eizi Suzuki dari Fakulty of Science  menyampaikan materi tentang Resarch and Education of Kagoshima University in Indonesia, especially thus under MoU with Andalas University.  Beberapa kegiatan seperti Internasional Training Program, Seminar Ilmiah, pertukaran dosen dan mahasiswa telah dilaksanakan dalam periode 5 tahun sejak 2008 dan menghasilkan publikasi internasional. Dilanjutkan dengan presentasi Dr. Erizal Muchtar mengenai Long Term Study on Ecological research in Ulu Gadut Forest West Sumatra dan  Dr. Yasashi Yamamoto  dari Faculty of Agriculture  yang mempresentasikan tentang  Citrus Genetic Resources Grown in West Sumatra, dilanjutkan dengan presentasi  mengenai  Entomological  Research in Biology Educational and Research Forest of Andalas University oleh Dr. Henny Herwina . Prof. Dr. Hermansah mengakhiri  rangkaian presentasi joint seminar ini  dengan materi berjudul Nutrient cycling in Relation to Soil Variability in a super wet tropical rainforest of West Sumatra.

Setiap sesi presentasi diakhiri dengan sesi diskusi, dimana Prof. Aiba dari Fakultas Sains  menjadi peserta yang paling atusias dan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang menggelitik. Acara secara keseluruhan diakhiri dengan foto bersama para pembicara, panitia dan peserta seminar lainnya. Seluruh rangkaian acara berjalan dengan hikmat dan lancar, memberikan semangat dan harapan yang besar agar kerjasama antar kedua universitas akan semakin berkembang dan  berkualitas serta bermanfaat bagi Indonesia dan Jepang (Henny Herwina, Kagoshima 7 November 2013).




Tuesday, May 28, 2013

Sudah benarkah arah kiblat kita?


Alhamdulillah dapat pencerahan dari Nuansa Iman 24 Mei 2013 ( Narasumber Ust. Firdaus M. Hi).  Kita bisa menchek arah kiblat kita dan membenarkannya dengan melihat posisi matahari saat tepat berada diatas Baitullah, yang InsyaAllah untuk bulan Mei ini adalah pukul 16.18 WIB. Arah matahari dari tempat kita berdiri adalah arah Mesjidil Haram dan bayangan yang terbentuk dari sinar matahari tersebut sebaiknya segera kita tandai, karenan itulah arah kiblat yang benar.





Thursday, May 9, 2013

Sentuh Hatinya Bunda!


 Jumat, 3 Mai 2013, produser Nuansa Iman menghadirkan seorang Ustad bernama Fajri yang lebih suka dipanggil ustad Oji. Usia beliau masih cukup muda dan mengaku boleh disebut sebagai mantan mualaf karena merasa baru memeluk Islam selama 18 tahun, dimana beliau hijrah dari agama Kristiani ke Islam pada usia 16 tahun. Kisah kehidupan Ustad Sejak kecil, keluarga, lingkungan dan sebab-sebab timbulnya keinginan menjadi orang Islam dan keindahan yang dirasakan merupakan pertanyaan sambung menyambung dari ibu-ibu majlis taklim (asal Pariaman) yang berada di studio maupun pemirsa yang bertanya melalui telpon.

Ternyata ketika beliau memutuskan masuk Islam, keluarga Ustad Oji menentang keras sehingga sempat mengalami penyiksaan yang menyebabkan kepala beliau bocor dan harus meninggalkan rumah. Terlunta-lunta di Bali selama beberapa bulan hingga akhirnya Allah mempertemukan Ustad Oji dengan seseorang yang akhirnya membawa beliau menuntut ilmu agama hingga ke Mesir.

Keberanian Ustad Oji untuk pindah agama di Usia remaja sangat membuat penasaran para Ibu di studio. Sebuah kalimat paling berkesan bagi saya dari ustad Oji adalah saat beliau menjawab pertanyaan salah seorang audiens tentang bagaimana caranya  agar anak mau beribadah dan jauh dari malas.

" Anak atau remaja jarang yang mau disuruh-suruh untuk melakukan sesuatu Bu, tapi sentuhlah hatinya. Orang yang paling mampu untuk menyentuh hatinya, tentunya seorang Ibu..." jelas beliau yakin..

Para bunda mengangguk setuju. Saya pun terus berusaha mencerna makna kalimat itu. Alih-alih memaksa, memerintah apalagi marah dengan keengganan yang kadang diperlihatkan anak untuk beribadah atau bersikap baik, yang seharusnya dilakukan orang tua adalah  memberi pemahaman dengan baik dan sesuai. Dengan pemahaman dan penguasaan yang menyeluruh,diharapkan seorang anak akan melakukan berbagai kegiatan apalagi ibadah dengan didasari keinginan dari hati.

Semoga kita semua dimudahkan dalam membimbing si buah hati.. Aamiin...





Saturday, May 4, 2013

Muslimah Go Aboard

Alhamdulillah, bedah buku Bunda Sakura dalam Semnas "Muslimah Go Aboard" yang diselenggarakan FKI Rabbani UNAND telah berlangsung pada 22 April 2013 di Gedung E Kampus UNAND Limau Manis Padang.



Bicara tentang muslimah ke luar  negeri, bagaimana survival sejak awal keberangkatan sampai hidup di negeri orang dibahas bersama dua pembicara lainnya. 



Buku Bunda Sakura yang ditulis muslimah dari FLP Jepang yang banyak membahas tentang berbagai perjuangan Muslimah di Jepang yang terus berusaha menanamkan nilai Islami pada putra putri dan keluarga disaat merantau sebagai pelajar, ibu rumah tangga, pekerja, atau merangkap berbagai profesi tersebut dibahas dalam presentasi paling awal. 



Peserta yang didominasi mahasiswa juga  disarankan untuk membaca  La Tahzan For Student yang juga lahir dari FLP Jepang. Buku ini banyak membahas dan memberikan Tips untuk survive di luar negeri dan mendapatkan beasiswa, sehingga sangat mendukung tema seminar dan bedah buku kali ini :)



Tessa, seorang mahasiswa tahun akhir yang berpengalaman ke Korea dan menyarankan pentingnyasegala persiapan terkait survival, termasuk bahasa dan komunikasi yang jelas dengan partner tujuan. 



Ibu Dilla, staf pengajar Universitas Muhammadiyah Padang, alumni dari Kairo lebih banyak membahas tentang boleh tidaknya muslimah berkarir dan menuntut ilmu ke negeri orang dan beliau sangat percaya diri bahwa kegiatan yang positif bagi diri dan orang lain dibolehkan selama kegiatan tersebut dilakukan tanpa meninggalkan kodrat dan syariat. Ganbare Muslimah Indonesia :)






Wednesday, February 27, 2013

Beasiswa keluar negeri? sangat mungkin!






Berani melangkah dan mengambil peluang yang terbentang adalah salah satu hal penting dalam mendapatkan kesempatan untuk menuntut ilmu ke luar negeri. Kemampuan berbahasa asing itu perlu, tapi bukan selalu yang utama karena berbagai kompetensi lainnya tak kalah pentingnya, tergantung jenis program yang dipilih. Kepribadian yang pantas sangatlah utama, karena mau tidak mau,di negara tujuan belajar kita adalah representasi negara dan hampir selalu juga, agama (Foto; Suasana dialog dalam ProgramTvri Perempuan, edisi 31 Januari 2013 yang dipandu Febri, menghadirkan penerima AFS ke Amerika dari MAN Sumbar dan penerima beasiswa Monbusho Jepang)