Friday, February 29, 2008

GORENG IKAN LADO HIJAU


Description:
Resep rumahan yang simpel, tapi amat membangkitkan selera, khususnya penggemar masakan Padang. Kalau Uda-san dimasakin menu ini, bisa diperkirakan akan nambah terus dan baru menyerah kalau memang perutnya sudah tak sanggup untuk menerima lagi :)
Ikan goreng lado hijau ini akan sangat nikmat dimakan dengan nasi yang asapnya mengepul, salad, sayur bening, atau terong yang direbus/diuapkan



Ingredients:
Ikan air tawar atau ikan laut, cabe hijau, minyak goreng secukupnya, garam, jeruk asam. Sebagai variasi rasa (penting), boleh digorengkan pula, petai, jengkol, atau paria

Directions:
Ikan tawar atau ikan laut digoreng kering seperti biasa. Beri variasi rasa dengan menggoreng juga petai, jengkol atau paria (salahsatunya saja) yang juga digoreng (biasanya digoreng sebelum ikannya).Cabe (lado kalau bahasa Minang, red) hijau di giling/blender kasar bersama bawang merah, lalu goreng dengan minyak bekas menggoreng ikan, tambahkan garam dan perasan jeruk asam. Campurkan semuanya, beres...siapa dihidangkan....hmmm ...oisshi......!

Thursday, February 14, 2008

Bunga dalam Vas Retak

Rating:★★★
Category:Books
Genre: Childrens Books
Author:Ummu Syafiq
Novel anak dengan cover bernuansa hijau meneduhkan ini bercerita
tentang kehidupan seorang gadis kecil bernama Rara. Kedua
orangtuanya bercerai, dan ia ikut terkena imbasnya dalam keseharian.
Di sekolah, ia disebut sebagai anak broken home. Dua kata itu tetap
mengikutinya bahkan setelah ia pindah ke sekolah yang baru. Dalam
ketidaknyamanan dengan kondisi keluarga yang menjadi bahan ejekan
beberapa temannya dan juga adanya harapan agar kedua ortangtuanya
kembali bersatu, Rara belajar untuk menerima kenyataan hidupnya.

Meskipun ayah dan Ibunya tidak bersama lagi, Rara merasakan
bahwa ia senantiasa mendapatkan perhatian dan kasih sayang yang
besar dari mereka. Ayahnya secara teratur selalu menelepon dan
memberikan perhatian pada perkembangannya yang tinggal hanya berdua
saja dengan ibunya. Suatu ketika, kesempatan untuk berlibur bersama
keluarga baru ayahnya membuat Rara lebih mengenal ibu tirinya
sebagai sosok ibu yang baik pula. Ia juga menjadi jatuh cinta pada
kedua adik kembarnya yang lucu. Rara semakin menyadari betapa
besarnya cinta sang ayah, ketika memperoleh hadiah untuk kenaikan
kelasnya berupa catatan harian. Di situ ayahnya telah menulis banyak
hal tentang dirinya yang ditulis semenjak ia masih bayi.

Walaupun belum mendapat penjelasan langsung dari ibunya tentang
alasan perpisahan mereka, diakhir cerita, Rara menemukan suatu
kesimpulan yang melegakannya. Bahwa ia adalah anak yang beruntung
karena dapat senantiasa menikmati besarnya kasih sayang dan
perhatian dari kedua orang tua dan keluarga besarnya. Untuk
mempertegas hal ini, kehadiran tokoh Rina, teman sekolah yang
sering menjadikan perceraian dan kesendirian ibu Rara sebagai bahan
untuk menyakiti Rara cukup mengena. Rina, dengan keluarga yang
lengkap, malah menjadi anak yang nakal dan tidak puas bila tak
menyakiti Rara atau teman lain yang ingin dekat dengan Rara. Takut
kenakalannya semakin tak terkendali, Rina dipindahkan oleh orang
tuanya ke sekolah berasrama.

Akhir ceritanya terkesan bisa ditebak ketika membaca bab-bab awal
di novel ini. Namun daya tarik untuk terus membacanya muncul seiring
dengan hadirnya dialog yang hidup dan alur yang terjaga dengan baik.
Setting Jakarta dan Bandung pun dengan nyaman ternikmati. Sedikit
komentar mengenai kondisi psikologis Rara,ia tampak telah jauh lebih
dewasa dari usianya (Rara baru naik kelas enam). Misalnya dengan
pengertian Rara yang teramat besar untuk selalu meyakinkan ibunya
bahwa ia tidak apa-apa meskipun teman-teman mengejek perceraian
ibunya,atau menuduh ibunya bersama seorang pria lain ketika ia
tinggalkan sendiri waktu berlibur. Bahkan Rara mampu untuk berfikir
amat bijaksana dengan berniat tidak akan memajang hadiah rajutan
dari ibu tirinya disembarang tempat agar ibu kandungnya tidak
melihat hadiah itu terlalu sering.Walaupun demikian, pergolakan
emosi yang dialaminya disekolah dapat dihadirkan dengan jelas oleh
penulis, sehingga menjadi cukup seimbang.

Ketika selesai membacanya, novel yang ditulis Ummu Syafiq atau
Aan Wulandari, yang juga adalah editor internal FLP Jepang untuk
buku kumpulan kisah mengandung hikmah; Getar Asa Negeri Sakura ini
membuat saya berdecak kagum. Tema yang sederhana, namun hadir sangat
komunikatif dan sarat dengan perenungan diri di banyak bagiannya.
Anak yang mengalami kasus perceraian orang tua dapat belajar untuk
menerima kenyataan dengan membaca novel ini. Pesan-pesan bagi orang
tuapun tak kalah serunya. Banyak hikmah yang tersirat sepanjang
cerita tanpa terkesan dipaksakan untuk ada. Akhirnya, saya pastikan
bahwa novel ini layak anda pilih sebagai salah satu bacaan bergizi
bagi anak maupun orang tua. Mba Aan, Ometedou Gozaimasu!

Penerbit : Mitra Bocah Muslim
Edisi : Desember 2007
Genre : Anak (7-12 tahun)
Halaman : 119 hal
Harga : Rp. 12.000,00