Saturday, March 19, 2011

Tak Seorangpun Berani Menghentikan

“Saat gempa, sedang ada rapat penting para professor yang sangat menentukan berbagai kebijakan akhir instansi saya di Universitas Kyoto. Segera setelah gempa dengan kekuatan 9.0 Skala Richter, rapat dilanjutkan dan tak seorangpun berani menginterupsi agar dihentikan, mengingat pentingnya rapat itu. Sekitar dua jam kemudian, barulah semua menyadari bahwa rapat harus dihentikan setelah banyak pihak luar ingin menkonfirmasi pimpinan kami terkait gempa yang terjadi. Saat itu tsunami telah meluluh lantakkan Sendai dan beberapa wilayah lainnya di Jepang…,” tanpa ditanya Prof. Hiraishi Tetsuya menceritakan keadaan yang beliau alami saat gempa dan tsunami melanda Jepang.

“Sedih, begitu banyak korban dan kehancuran. Tsunami datang 15 menit setelah gempa terbesar. Sistim warning telah bekerja, tapi kebanyakan warga tak punya cukup waktu untuk mengevakuasi diri. Apalagi karena pekerjaan saya adalah merancang dan memikirkan bagaimana caranya efek tsunami tidak menyebabkan kerusakan pada daerah pantai di Jepang. Namun semua yang terjadi pada tanggal 11 Maret 2009, ternyata diluar prediksi kami. Selama ini kami di Jepang memikirkan dan mengupayakan memperkecil akibat gempa dan tsunami dengan perkiraan kekuatan maksimal gempa yang akan muncul adalah 8.6 Skala Richter. Yang muncul ternyata 9.0. Artinya, energi yang muncul puluhan kali lebih besar, sehingga tembok penghalang yang kami bangun tidak berfungsi sebagai mana mestinya,” jelas sang Professor ketika ditanya bagaimana perasaan beliau  terkait musibah di Jepang.

“Saya telah mengatur kedatangan ke Padang sejak beberapa saat yang lalu ini untuk menjajaki kerjasama dengan pakar UNAND terkait persiapan kami menghapai gempa dan tsunami. Sumatra telah berpengalaman. Siapa sangka bencana ini datang. Saya tidak yakin apakah akan mendapatkan bantuan dana lagi dalam waktu dekat mengenai penelitian ini mengingat pemerintah tentu harus mengeluarkan banyak dana untuk proses pemulihan akibat gempa dan tsunami, ditambah lagi adanya ledakan reaktor nuklir. Tapi kita tidak boleh menyerah, karena justru dari  fakta yang ada saat ini, penelitian harus terus berkanjut untuk membuat prediksi ke depan berdasarkan pola yang ada sekarang!” ujar Prof optimis.

"Setelah evakuasi, saya yakin Jepang akan bergegas untuk pemulihan dalam 2 sampai 3 tahun kedepan. Terimakasih atas rasa simpati masyarakat Padang pada kami. Semoga Padang juga belajar dari bencana ini dan dapat mempersiapkan kota ini seandainya gempa dan tsunami melanda,' jelas Prof ketika ditanya apa langkah Jepang dewasa ini terhadap bencana yang telah terjadi. 

Saran untuk Padang?

"Sosialisasi ke masyarakat harus lebih di tingkatkan. Jalur evakuasi dan cara yang jelas harus diajarkan lebih baik dan terus menerus.  Waktu evakuasi 20 menit setelah gempa saya pikir masuk akal, walaupun 30 menit sebenarnya lebih baik. Tapi untuk Padang, kekuatan tsunami akan tersaring oleh beberapa pulau kecil seperti Mentawai dan lainnya, sehingga akan cukup waktu."

Dikutip dari Siaran bersama SIPP FeMale Radio Padang, 15 Maret 2011, pukul 20.00-21.00 WIB, bersama Prof. Tetsuya Hiraishi, Disaster Prevention Research Institute, Kyoto University. Terimakasih pada Pak Uyung, Pak Hakam dan Tina (Dekan , PD3 dan panitia pendamping Fakultas teknik UNAND) untuk memfasilitasi kedatangan narasumber ke studio. Pastinya arigatou gozaimasu untuk Mba Ell Dahlan, Devi dan Utie brotherhood of SIPP FeMale Radio. 

9 comments:

  1. makasih sudah sharing, uni... salut! mari selalu bergandengan tangan mengusahakan dunia yang lebih damai dan nyaman ditinggali, untuk anak cucu kita... semangat!

    ReplyDelete
  2. tak seorang pun mampu menghentikan, kalau Allah sudah berkehendak.
    mudah-mudahan kota padang aman seperti biasa, meski tetap bersiaga dan terus waspada. :)

    ReplyDelete
  3. Betul Mas Tian,
    menyaksikan musibah terakhir ini, kita kembali diingatkan akan KuasaNya yang tiada tara.
    Amin..., terimakasih doanya. Indahnya persaudaraan Islam, saling mendoakan kebaikan satu sama lain :). Manusia hanya mampu memprediksikan, untuk bersiaga, selanjutnya berserah diri karena Yang Maha Kuasa ...

    ReplyDelete
  4. Senang ada Mba Nesia. Kangen :)
    Mari Mba, bergandengan tangan menjadi hamba yang lebih baik dari hari ke hari...
    Semangat!

    ReplyDelete
  5. mbak, aku ijin share tulisan ini, boleh nggak?

    ReplyDelete
  6. Silahkan jika ada manfaatnya mba Irma :) . Gunma de wa daijoubu desuka?

    henny

    ReplyDelete
  7. gunma daijoube desu...chyotto kowakatta....

    ReplyDelete
  8. Mbak Nesia,...maaf baru baca MP lagi, kangeen...
    apa kabar?

    ReplyDelete