Saturday, May 23, 2009

Dijadikan tokoh fiksinya Fauzul Izmi (2)

     DOSEN MULTITALENTA (II)

       oleh: Fauzul Izmi

      

Ketika launching buku GANS (Getar Asa Negri Sakura) sekalian membedahnya beberapa bulan yang lalu di gedung Bagindo Aziz Chan Padang beliau jadi pembicaranya. Aku pun berusaha membantu mengangkatkan acara tersebut walaupun tidak maksimal.

 

Beliau terharu saat mengisahkan kehidupan sehari-hari mahasiswa muslim dan muslimah yang kuliah di Jepang. Beliau berusaha menggambarkan situasi orang muslim melaksanakan puasa, berjilbab, shalat ditengah ketidakpedulian orang Jepang terhadap agama. Sesaat kemudian beliau sesenggukan. Tak kuasa menahan tangis. Butiran bening itupun luruh menandakan betapa menggetarkan sekali kisah yang beliau alami. Setelah menghapusnya dengan sebuah sapu tangan, beliau kembali bercerita. Sementara hadirin semakin khusyuk mendengarkan. Sampai-sampai ada diantara mereka yang tak kuasa menahan tangis.

*  *  *

            Aku menemui beliau menjelang pergi Silnas FLP ke Jakarta. Ada harapan agar beliau membantu memasukkan proposal kami ke instansi yang ada. Maklum beliau lebih banyak punya link dengan perusahaan atau pihak-pihak terkait. Di daerah kami sungguh sulit sekali mendapatkan dana untuk kegiatan organisasi. Hanya beberapa instansi yang mau membantu dan itupun ada juga birokrasinya yang berbelit-belit dan memakan waktu yang lama sampai dana turun. Kalaupun ada itupun tidak membantu banyak. Kami harus merogoh kocek dalam-dalam dari kantong sendiri. Kesabaran sebagai penulis benar-benar ditempa.

            Handphoneku bergetar. Sebuah sms masuk. Dari Buk Henny rupanya. Segera kubuka.

            “Assw. Kapan jadinya pergi silnas FLP di Jakarta? Ibuk mau membantu tapi tidak banyak. Mungkin hanya bisa untuk jajan di jalan. Silahkan datang besok ke gedung Rektorat. Ibuk tunggu! Wass

            Membaca sms tersebut perasaanku tidak enak. Aku tidak ingin menyusahkan siapa-siapa. Tapi menolak pemberian itu juga bukan hal yang tepat. Pasti buk Henny akan kecewa, ujarku dalam hati. Setelah dipikir-pikir lagi karena dana yang juga kebetulan minim maka akupun memenuhi tawaran itu meski dengan hati yang gugup.

            Esoknya aku langsung berangkat ke kampus dan menemuinya. Setelah berbincang-bincang beberapa menit, ia menyerahkan sebuah amplop.

            “Ini sedikit dari Ibuk, jangan ditolak! Titip salam ya untuk teh Pipiet, mbak Helvy, Asma, FLP Jepang dan teman-teman FLP lainnya disana. Semoga acaranya sukses”, tambah beliau kemudian.

            Sekali lagi aku terharu dibuatnya. Meskipun isi amplop itu tidak banyak tapi bagiku sebagai mahasiswa sudah sangat membantu selama perjalananku ke Jakarta. Baru kali ini seorang dosen memberikanku uang secara percuma. Baru kali ini aku melihat potret perjuangan seorang wanita lebih dekat. Tak kenal menyerah sebelum menggapai apa yang dicita-citakannya. Itulah Buk Henny. Dosen serba bisa yang telah menginspirasiku untuk terus menempa diri.

                                                                                    

                                                                                                        21 Agustus 2008

                                                                                                        Pasar Baru, Padang

           

            

Fauzul Izmi kelahiran Bukittinggi, 23 November 1984. Saat ini menjabat sebagai Sekretaris Forum Lingkar Pena Sumatera Barat. Karya-karyanya sudah terbit di harian lokal Sumbar, majalah Islam SABILI, dan media kampus. Puisinya berjudul: Tadarus Hujan tergabung dalam Antologi Cerpen dan Puisi FLP Sumbar 2008. Selain itu pernah beberapa kali memenangkan lomba menulis tingkat daerah di kota Padang. Masih tercatat sebagai mahasiswa tingkat akhir di Fakultas Ekonomi Universitas Andalas Padang. 

                                                             

                                                           (tamat)

1 comment:

  1. Ha ha, terharu iya, tapi nggak sampai sesegukan dan ndak bawa saputangan euy.... Fauzul memang bisa aja...

    Tapi semua kerjasama yang terjalin dengan adik2 FLP Sumbar, sungguh menyenangkan.

    Fauzul, mohon disampaikan pada adik2 di FLP Sumbar, terima kasih banyak atas bantuan yang tanpa pamrih diacara Bedah GANS beberapa waktu lalu. Acara tersebut tak mungkin terlaksana tanpa bantuan adik-adik...
    Makasih juga sudah berbagi melalui karya ini. Salut, semoga kedepannya FLP Sumbar semakin berkibar, menjadi mujahid2 pena, menebar cahaya. Amin...

    ReplyDelete