Saturday, October 17, 2009

Nuansa Iman: Himbauan untuk Sumatra Barat dalam Menyikapi Bencana

Nuansa Iman, program mingguan TVRI Sumatra Barat kembali hadir bagi pemirsanya. Ini adalah siaran pertama untuk acara ini setelah Ramadhan dan pasca gempa yang melanda Sumatra Barat 30 September silam. Penyiaran acara yang berdurasi satu jam ini berbeda dari biasa. Walaupun tetap disiarkan secara langsung, namun sesi interaktif di studio atau dengan pemirsa melalui telepon belum bisa dilakukan sehubungan dengan kegiatan stasiun yang sedang dijalankan secara darurat. Ya, TVRI Sumbar tak luput dari pengaruh gempa, beberapa ruangan penting beserta isinya mengalami kerusakan. Sehingga studio dan ruang operator yang tadinya di lantai satu dan dua dengan design khusus, harus pindah ke lantai satu dan memakai ruangan sementara yang sempit dan diset sedemikian rupa, tentu tak bisa sekomplit biasanya.

 

Diperkirakan butuh lebih dari satu bulan untuk kembali pada kondisi normal, mengingat perbaikan dan pemulihan atau penggantian alat dan bagian gedung yang rusak. Dengan kondisi seadanyapun Alhamdulillah produser dan para kru tetap berusaha menghadirkan acara yang termasuk sangat diminati pemirsa ini. Seminggu sebelumnya, walau sempat diminta datang untuk memoderatori, Nuansa Iman belum dapat disiarkan. Minggu ini tampaknya telah lebih baik. Rasa salut saya untuk salah seorang cameraman di acara ini. Ketika saya tanyakan keadaan rumah beliau yang dikabarkan kru lain rusak parah sesaat sebelum acara dimulai, jawabannya malah “tidak apa-apa, sedikit...”, lengkap dengan sebuah senyuman. Subhanalallah... 

 

Narasumber Nuansa Iman kali ini adalah Ustad Jel Fathullah Lc, Anggota Komisi Fatwa MUI Sumbar, yang selain berbicara sebagai  ulama, juga sebagai salah seorang relawan yang sampai sebelum datang ke studio sore itu, selalu berada di lapangan (Padang dan Pariaman, dalam Korps Relawan Mujahidin). Ketika ditanya pendapat beliau mengenai cara menyikapi gempa bumi 30 September 2009 yang meluluhlantakkan beberapa daerah di Sumbar, hancurnya rumah-rumah, perkantoran, sekolah, kampus bahkan mesjid dan menyebabkan jatuhnya banyak korban jiwa, Ustad Jel menghimbau masyarakat secara pribadi maupun bersama, agar dapat menerima musibah ini sebagai kehendak Allah Swt.

 

QS Al Hadid, 57:22:

Tiada satu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.

 

Mengembalikan semua kejadian ini sebagai kehendak Allah, agar kita dapat ikhlas dan penuh kesabaran, menjadikannya perenungan dan evaluasi diri, kemudian berusaha menjadi hamba yang dirahmati Allah. Seyogyanyalah memohon ampun jika sendainya ada kelalaian di masa lalu dan tak berhenti memohon petunjuk dari Allah. Meyakini pula bahwa pada setiap kesulitan akan ada kelapangan.

 

Menurut Ustad yang juga mengalami langsung ketika beberapa waktu yang lalu di Yogyakarta terjadi gempa (sedang berada di Yogya ketika itu), masyarakat Sumbar termasuk cepat dalam pemulihan untuk menjalani kembali kehidupan sehari-hari pasca gempa. Ini tidak terlepas dari kenyataaan bahwa kebiasaan orang Minang untuk merantau, membuat warga minang mempunyai banyak sanak saudara di daerah lain, yang pengembangan usahanya berada di luar Sumatra Barat dan secara tidak langsung (diharapkan) akan dapat  meringankan penderitaan saudaranya yang ada di kampung halaman. Kemungkinan ini memberi harapan bahwa secara perekonomian, pemulihan akan lebih cepat terjadi dibandingkan dengan kondisi yang sama, namun terjadi di daerah lain.

 

Dibahas pula bahwa setelah menyelesaikan masa tanggap darurat, rehabilitasi fisik dan mental perlu segera diupayakan di Sumbar. Untuk rehabilitasi mental, bukan hanya mengenai kondisi psikologis pasca gempa, namun juga terutama untuk kondisi dan pemahaman nilai keislaman pribadi dan masyarakat sebelum dan setelah gempa. Disinyalir bahwa dewasa ini pemahaman dan aktifitas keagamaan Sumbar lebih marak dikembangkan di perkotaan dibandingkan di desa-desa. Majelis-majelis untuk mempelajari agama semakin menurun persentasenya di daerah pedesaan. Untuk itu diharapkan adanya gerakan bersama untuk menghidupkannya kembali di semua tempat. Salah satunya dapat melalui menghidupkan kembali budaya orang Minangkabau untuk memakmurkan mesjid. Misalnya, di masa lalu, anak laki-laki Minang tidur di mesjid, belajar dan beraktifitas malam hari di rumah Allah, sehingga ahklaknya terasah. Saat ini, budaya tersebut telah hampir sepenuhnya menghilang sehingga  perlu mendapat perhatian bersama.

 

Pasca gempa, sesegera mungkin para pemimpin, ulama dan ormas-ormas Islam Sumatra Barat dihimbau untuk segera berkumpul, berembuk dan berkoordinasi secara terpusat, bergerak, agar agenda rehabilitasi pasca gempa dapat dilakukan dengan baik. Dengan koordinasi dan pola kerja yang baik, bantuan bagi korban gempa diharapkan lebih optimal. Dalam hal rehabilitasi fisik misalnya, untuk membangun kembali tempat tinggal masyarakat yang hancur total atau rusak, perlu diupayakan pendataan dan program kedepan yang memadai. Proaktif dari pemerintah dan ormas sangat diharapkan, mengingat untuk rehabilitasi memerlukan anggaran, sementara relawan umumnya telah siap dengan tenaga untuk disumbangkan.

 

Adapun dalam hal rehabilitasi mental, upaya menanamkan dan meningkatkan pemahaman Islam dalam menjalankan kehidupan sehari-hari  perlu diperkuat kembali, agar masyarakat mempunyai kekuatan  mental untuk menerima musibah, dan menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan yang akan menimbulkan murka Allah. 

 

Ustad Jel menilai bahwa dengan musibah ini Sumbar tengah mendapat peringatan karena kasihnya Allah. Bagi yang selamat, selayaknya bersyukur dan terus memperbaiki diri karena masih diberi kesempatan untuk terus meraih cinta Allah yang Maha Luas. Sejatinya musibah dapat dilihat sebagai ujian akan keimanan, peringatan(teguran) akan kelalaian atau azab atas kesalahan(jauhnya) hamba kepada Sang Maha Pencipta...

 

Padang, 18 oktober 2009

disarikan dari siaran live Nuansa Iman TVRI Sumbar, 16 Oktober 2009. 17.00-18.00 WIB

2 comments:

  1. Assalamua'laykum wr. wb.
    bgmn kel. Ukhti di sana..?
    syukron invitenya...

    ReplyDelete
  2. Waalaikumsalam wr.wb.
    Alhamdulillah sehat Ukhti. Kami di Padang. Terimakasih sudah di accept ya...
    Semoga terjalin silaturahmi...

    ReplyDelete