Ibu, maafkanlah nanda yang belum bisa pulang ke rumah mungil kita
Tahun berlalu
Ibuku, Wajahmu yang ringkih adalah pelitaku
Tatapan lembutmu adalah syurgaku
Kesederhanaanmu adalah panutanku
Ketegaranmu adalah guru terbaikku
Saat ini
Tak bisa kurengkuh wajahmu
Tak bisa kupeluk lemah ragamu
Yang selalu tidur dengan ganjalan beberapa
lembar pakaian diperutmu
Penghangat itu
Tapi tak pernah
berhenti kurasakan kedalaman
cintamu
Tapi kudengarkan
sangat jelas do’a yang kau
panjatkan buatku
Ibu,
jelas kuingat ketika pertama kali kuperlihatkan
gadisku dihadapanmu
Ku katakan
betapa ia adalah bagian dari diriku
Ku katakan
betapa tak bertepi cintaku
Kau katakan
Begitulah kasih Ibu anakku
Ibu, tak bisa kubayangkan andai ku terpisah dari gadisku
Tak sanggup aku
tapi
Belum juga kukurimkan lembaran foto gadisku
Pengobat rindu
Tahun berlalu
No comments:
Post a Comment